SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengisi BBM. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir siap meluncurkan stasiun pengisian bensin bioetanol di Surabaya dalam tiga atau empat bulan ke depan, lalu BBM ini untuk kendaraan apa? Simak ulasannya di info otomotif kali ini.

“Kita sudah mulai uji coba juga di PTPN untuk mulai produksi etanol yang nantinya stasiun pengisian bensinnya akan diluncurkan di Surabaya,” ujar Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI sebagaimana dipantau secara daring di Jakarta, pada Februari 2023 lalu dikutip dari Antara pada Selasa (20/6/2023)/

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Erick, alasan stasiun pengisian bioetanol ini di Surabaya, karena bioetanol sama seperti biodiesel B35 yang merupakan jenis bahan bakar minyak (BBM) berasal dari tumbuh-tumbuhan.  Dengan demikian, bioetanol ini memiliki proses logistik yang lebih kompleks dibandingkan dengan BBM dari minyak bumi.

Sebelum mengetahui BBM bioetanol untuk kendaraan apa,  ketahui juga bahwa pemerintah akan menjadikan Surabaya sebagai pilot project atau proyek percontohan implementasi bioetanol untuk bahan bakar kendaraan pada 2023 ini.  Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Edi Wibowo mengatakan pemerintah akan mewajibkan BBM dengan kadar oktan 92 untuk dicampur dengan 5 persen bioetanol (E5).

“Nanti Pertamax yang RON 92 itu kita wajibkan untuk dicampur bioetanol. Itu untuk Surabaya dan sekitarnya,” katanya dalam Seminar Riset Peta Jalan Strategis untuk Percepatan Implementasi Bioetanol.

Edi menjelaskan total pasokan bioetanol yang saat ini mencapai 40.000 kiloliter (KL) akan cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Ada pun pemilihan wilayah percontohan di Surabaya dilakukan lantaran pemasok bioetanol juga beroperasi di Surabaya.  “Kita harap mulai tahun depan, saya masih belum bisa pastikan kapan, tapi secepatnya,” katanya.

Edi berharap dimulainya pilot project E5 akan mendorong pemanfaatan bioetanol di Indonesia setelah diluncurkannya program Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi oleh Presiden Jokowi pada awal November lalu.

Untuk menjawab pertanyaan bioetanol untuk kendaraan apa, sebelumnya telah diuji coba penggunaan BBM ini sampai 20 persen pada sejumlah mobil yang mengikuti road show Biofuel Expedition 2007 jalur trans Sulawesi (Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju dan Makassar) sepanjang kurang lebih 2.000 kilometer. Dari uji coba itu tidak menunjukkan masalah selama dalam perjalanan hingga memasuki finis di Makassar.

“Tidak ada masalah menyangkut penggunaan bioetanol 20 persen pada kendaraan roda empat berbagai jenis termasuk penggunaan biodisel 20 persen dan minyak nabati asli 40 persen pada truk yang menggunakan konventer,” kata Ketua Panitia Bioful Expeditian, Unggul Priyanto, dikutip dari Antara.

Dari hasil kajian yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebelumnya bahwa penggunaan campuran premium 88 dan bioetanol 10 persen akan meningkatkan hitungan oktan sampai 92 atau setara dengan Pertamax dan campuran bioetanol 20 persen akan meningkatkan bilangan oktan sampai 96 atau setara dengan Pertamax Plus.

Penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) dari bahan baku Kelapa, Jagung, Aren, Sawit, Jarak, Nipah yang sudah diolah dan dicampur dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut juga akan menghasilkan gas buang dari mobil relatif lebih bersih dibanding penggunaan premium atau solar murni, katanya.

Untuk menjawab pertanyaan BBM bioetanol untuk kendaraan apa, sejauh ini baru diujicobakan pada mobil. Selama empat hari menelusuri jalur trans Sulawesi tersebut, ke 18 mobil uji coba yakni Toyota Inova dan Avansa yang mengikuti road show Biofoel Expedition 2007 menggunakan bioetanol mulai 3 persen sampai 20 persen (bioepremium). Untuk biodisel dari 2,5 persen sampai 20 persen (biosolar) dan butanol sampai 10 persen.

Selain itu, juga digunakan minyak sawit asli tanpa diubah menjadi biodisel atau Pure Palm Oil pada truk Dyna 40 persen dengan menggunakan alat tambahan (konverter). Dengan demikian, ujar Unggul yang juga dari BPPT, Toyota akan menjadi motor penggunaan biofoel bagi kendaraan bermotor di Indonesia sehingga target kebijaksanaan energi mix yang dikeluarkan pemerintah melalui Perpres No.5 tahun 2006 tentang Kebijaksaan Energi Nasional dan upaya menciptakan lingkungan udara yang lebih bersih bisa tercapai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya