SOLOPOS.COM - Peluncuran mobil BYD di Jakarta, Kamis (19/1/2024). (Antara)

Solopos.com, SOLO-Ada sejumlah mobil listrik yang pakai baterai LFP berbahan baku besi dan litium. Apa saja keunggulannya? Simak ulasannya di info otomotif kali ini.

Baterai mobil listrik lithium ferro phosphate (LFP) tak lagi menggunakan nikel sebagai komponen utama. Jenis LFP juga cenderung tahan terhadap suhu tinggi sehingga terbilang cocok untuk membawa kendaraan saat cuaca panas. Sebagai informasi, baterai LFP merupakan salah satu jenis yang diproduksi oleh pabrikan China seperti CATL, dan BYD.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Jenis ini disebut lebih murah 20% dibandingkan baterai yang berbasis nikel. Meski demikian, jarak tempuh baterai LFP lebih pendek bila dibandingkan dengan baterai yang berbahan dasar nikel.

Ada sejumlah mobil listrik yang pakai baterai LFP bahkan yang telah beredar di Indonesia seperti Wuling Air Ev dan Binguo EV, termasuk tiga model BYD Atto, Seal maupun Dolphin menggunakan teknologi baterai tersebut.

Dikutip dari Bisnis.com pada Senin (22/1/2024), electric car milik Wuling seperti Air EV dan Binguo EV memilih penggunaan baterai jenis ini untuk pasar Indonesia. Jenis ini disebut memiliki keunggulan dari jangka pakai panjang, hingga daya tahan terhadap suhu tinggi.

Wuling Binguo EV varian long range yang memiliki jarak tempuh 333 km memiliki kapasitas baterai 31,9 kWh, sedangkan versi premium range atau 410 km berkapasitas 37,9 kWh.  Sementara untuk Air EV standard range dan lite dengan jarak tempuh 200 km memiliki kapasitas baterai 17,3 kWh, sedangkan long range berkapasitas 26,7 kWh yang mampu melaju sampai 300 km.

Baterai LFP produk mobil listrik Wuling ini juga sudah mendapatkan sertifikasi IP67 yang tahan air dan debu. Selain itu, jenis ini juga diklaim lebih tahan terhadap kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau ledakan pada baterai.

Kemudian baterai LFP juga diklaim memiliki tegangan seluler yang relatif stabil selama penggunaannya, dan mampu bertahan hingga ribuan siklus pengisian daya.  Dari uji keselamatannya, baterai mobil listrik Wuling dapat mengatasi benturan keras saat berjalan, serta tidak mengalami kerusakan saat kendaraan mengalami tabrakan dengan akselerasi maksimum 28G.

Baterai tersebut juga sudah direndam selama lebih dari 30 menit dengan kedalaman 1 meter sebagai simulasi kondisi hujan dan banjir. Hasilnya tidak ada aliran air yang masuk seiring kondisi baterai tertutup rapat.

Selain Wuling,  mobil listrik lain yang pakai baterai LFP adalah BYD yang juga telah memasuki pasar Indonesia.  Sejauh ini, tiga model yang diluncurkan BYD Atto 3, Seal, dan Dolphin mengandalkan material tersebut.

Ketiga model menggunakan teknologi yang diistilahkan Blade Battery,  dikembangkan dari sel-sel tunggal yang disusun dalam sebuah pack baterai. Struktur pack baterai yang lebih optimal tersebut diklaim membuat pemanfaatan ruang dari produk meningkat lebih dari 50% bila dibandingkan jenis lithium iron phosphate konvensional.

Teknologi Blade Battery ini disebut memiliki durasi hingga seumur hidup atau lifetime dengan jarak tempuh sampai 1,2 juta kilometer.

Mobil listrik lain yang pakai baterai LFP juga digaungkan Tesla Inc. Pabrikan mobil listrik terbesar kedua itu bahkan hanya menyisakan separuh produksi mobil listrik yang menggunakan nikel, selebihnya berbasis LFP.

Karena itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan peluang kerja sama antara Indonesia dan Tesla menjadi relatif sulit dilakukan lantaran pabrikan sudah beralih untuk menggunakan katoda berbahan besi lithium iron phosphate.

Bahan baku itu dianggap lebih efisien ketimbang bijih nikel limonit dan kobalt. Situasi itu, kata Andry, bakal membuat posisi tawar nikel Indonesia kalah bersaing dengan bahan baku baterai kendaraan listrik yang telah digunakan untuk mobil listrik Tesla Model 3 tipe Standard Range.

“Ketika harga nikel dunia meningkat akibat moratorium ekspor nikel Ore dari Indonesia, Elon mencari cara dan ketemu bahwa salah satu sumber baterai yang murah dan aman itu menggunakan LFP, sehingga kita lihat kompetisi antara baterai yang diproduksi oleh LFP dan nikel kobalt,” kata Andry.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Baterai LFP Tanpa Nikel Digunakan Wuling, BYD, dan Tesla

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya