Otomotif
Kamis, 3 Mei 2012 - 15:34 WIB

MOBIL RAMAH LINGKUNGAN: Presiden Minta Riset Ditingkatkan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MOBIL LISTRIK -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Sudjarwadi mencoba mengemudikan mobil eSemar (Hybrid) 2012 saat meluncurkan mobil listrik karya mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri UGM yang tergabung dalam Tim Semar UGM tersebut di halaman Gedung Pusat UGM, Sleman, beberapa waktu lalu. Mobil listrik yang dikembangkan pada pertengahan 2011 ini menggunakan sistem hybrid dengan tiga sumber energi yaitu dari baterai, solar cell dan LPG Engine. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

MOBIL LISTRIK -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Sudjarwadi mencoba mengemudikan mobil eSemar (Hybrid) 2012 saat meluncurkan mobil listrik karya mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri UGM yang tergabung dalam Tim Semar UGM tersebut di halaman Gedung Pusat UGM, Sleman, beberapa waktu lalu. Mobil listrik yang dikembangkan pada pertengahan 2011 ini menggunakan sistem hybrid dengan tiga sumber energi yaitu dari baterai, solar cell dan LPG Engine. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kementerian terkait untuk meningkatkan kegiatan riset dan pengembangan untuk tujuan khusus, seperti riset kendaraan ramah lingkungan dan mobil listrik.
Advertisement

Riset seperti untuk proyek kendaraan itu, menurut Kepala Negara, sangat penting karena pengguna kendaraan di Indonesia terus meningkat dengan tajam yang berpotensi menguras anggaran untuk konsumsi energi kalau tidak dilakukan terobosan dalam konsumsi BBMnya.

“Kalau tidak ada usaha luar biasa untuk menghemat BBM, maka akan ada masalah besar. Sebagaimana sekarang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia dalam masalah ini. Riset harus dikembangkan untuk kendaraan ramah lingkungan,” ujar Presiden Yudhoyono dalam rapat kabinet di Istana Presiden, hari ini.

Langkah itu, tuturnya, sebagai usaha untuk melakukan pembenahan di sisi hulu sehingga kebijakan untuk melakukan pembatasan, atau pengurangan subsidi BBM semestinya bukan menjadi program utama untuk menekan subsidi BBM.
Menurut dia, pengembangan program riset khusus itu harus dicocokkan dengan mengaturan anggaran yang memadai agar bisa menghasilkan riset yang berkualitas.

Advertisement

Dia menegaskan penelitian dan pengembangan untuk tujuan khusus seperti itu perlu dilakukan. Kalau perlu, lanjut Presiden, dilakukan melalui program kolaborasi antarinstansi dengan mengajak semua peneliti untuk ikut menjalankannya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif