Otomotif
Jumat, 9 April 2021 - 14:58 WIB

Polusi Udara Termasuk Kemacetan Lalu Lintas Sudah Bunuh 50.000 Orang

Niken Thalia Ayupradani  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemacetan lalu lintas London (manchestereveningnews.co.uk

Solopos.com, LONDON – Kemacetan lalu lintas di London mengakibatkan meningkatnya polusi udara. Meningkatnya polusi tersebut terutama karena padatnya lalu lintas bus dan taksi di dalam kota.

Mengutip dari dailymail.co.uk, Jumat (9/4/2021) Peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) mempelajari lagi mengenai dampak dari kendaraan muatan yang diperkenenalkan ke kota tersebut.

Advertisement

Sebenarnya, tujuan awal dari peneliian tersebut untuk menghitung arus lalu lintas, mengetahui kendaraan yang berhenti dengan mesin menyala, dan membantu menghitung polutan udara.

Baca Juga : Penelitian Sebut Bermain Video Game Dapat Turunkan Tingkat Depresi

Akan tetapi peneliti lain menemukan bahwa selain berhasil menghitung angka arus lalu lintas, terdapat pula hal yang berbahaya yakni peningkatan polusi udara. Kadar nitrogen dioksida (NO2) meningkat setelah orang-orang beraloh menggunakan lebih banyak bus dan taksi hitam, yang dibebas dari aneka retribusi jalan.

Advertisement

NO2 adalah gas yang berbahaya bagi kesehatan, dan sumber intinya adalah lalu lintas jalan raya di daerah tempat tinggal masyarakat. Salah satu peneliti, Professor Green, mengatakan diperkirakan 50.000 orang meninggal secara premature di Inggris akibat dari polusi udara.

Sebelum virus Covid-19, knalpot menjadi penyebab kematian paling cepat berkembang secara global. Faktanya, para peneliti di Jerman telah menemukan bahwa paparan knalpot menyebabkan peningkatan tajam dalam kematian akibat virus Corona.

Baca Juga : Microsoft Pasok 120.000 Hololens Untuk Angkatan Darat Amerika Serikat

Advertisement

Seorang juru bicara riset, Sadiq Khan, mengatakan pada tahun 2020, sebelum langkah-langkah untuk mengatasi wabah pandemi diperkenalkan, tingkat rata-rata NO2 berbahaya setiap jamnya di semua situs pemantau lalu lintas di pusat Kota London berkurang 44% sejak 2017.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif