Solopos.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika membuat beberapa agen tunggal pemegang merk (ATPM) akan menaikkan harga mobil.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan melemahnya rupiah pasti juga akan berdampak di harga produk Toyota. Namun, dampak yang diterima TAM tidak sebesar Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) lain yang lebih besar masih mengandalkan impor.
“Produk TAM sebagian besar sudah diproduksi di dalam negeri seperti Avanza dan Innova yang laris di pasaran domestik. Hal itulah yang membuat pelemahan rupiah berdampak kecil terhadap produk-produk Toyota,” ungkapnya belum lama ini.
Namun, Samulo mengatakan, pihak TAM masih terus berupaya untuk mengendalikan harga saat ini meskipun biaya produksi sudah mengalami kenaikan.
Namun, Samulo mengatakan, pihak TAM masih terus berupaya untuk mengendalikan harga saat ini meskipun biaya produksi sudah mengalami kenaikan.
Samulo menambahkan, kenaikan harga dipengaruhi juga oleh kenaikan harga biaya produksi yang meningkat. Oleh karena itu, pihak TAM terus berupaya agar ada kestabilan sehingga tidak mendorong penaikan harga jual mobil.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengungkapkan harga jual produk-produk Honda juga akan mengalami kenaikan. Hal ini, sambungnya, karena banyaknya produk HPM yang didatangkan dalam produk utuh (CBU)
Dia menerangkan, mobil-mobil segmen sedan milik Honda akan mengalami kenaikan harga jual sebab semuanya masih impor. Namun, Jonfis menambahkan, HPM juga belum menentukan besaran kenaikan dan kapan harga baru itu akan diberlakuan. “Belum final dan belum ditentukan kapannya,” kata Jonfis.
Menanti Kebijakan
Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia (KMI) Hartanto Sukmono menegaskan bahwa penaikan harga jual mobil sangat begantung dari kuat lemahnya rupiah. Menurutnya, hingga saat ini prinsipal KIA Motor Corp dari Korea Selatan juga sedang mengamati gejolak moneter yang terjadi di Indonesia.
Dia mengungkapkan mobil KIA di Indonesia semuanya dalam bentuk impor sehingga jika nilai tukar rupiah terus dalam tekanan maka pasti akan dinaikan.
“Kita menunggu kebijakan dari prinsipal dan jika dinaikan harganya maka semua tipe mobil KIA pasti naik karena di produksi di Korea Selatan dan dikirim dalam bentuk utuh ke Indonesia,” ujarnya.
Namun, hingga saat ini, KMI masih sedang memperhatikan tekanan rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Hartanto mengungkapkan, jika dalam dua pekan ke depan akan terus terjadi seperti ini maka KMI akan menaikan harga jual mobilnya.