Otomotif
Selasa, 23 Januari 2024 - 21:08 WIB

Selayang Pandang Toyota Mirai yang Berbahan Bakar Hidrogen

Newswire  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Toyota Mirai. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Fasilitas pembelajaran elektrifikasi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), xEV Center di Karawang, Jawa Barat memajang salah satunya Toyota Mirae. Mobil ini berbahan bakar hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Seperti apa mobil ini?

Presenter xEV Center Nathasya Natalia saat ditemui di lokasi Senin (22/1/2024) mengatakan Toyota Mirai ini dihadirkan di fasilitas mulai pertengahan 2023 atau sekitar setahun sejak xEV Center diresmikan pada Mei 2022.

Advertisement

Cara kerja kendaraan ini alih-alih menggunakan kombinasi mesin dan baterai seperti pada kendaraan hybrid, tetapi memanfaatkan fuel cell untuk menggerakkan mobil.

“Dia itu punya salah satu platform di sini untuk me-generate listrik melalui stack. Jadi hidrogen itu akan di-generate sehingga bisa menghasilkan listrik dan ujungnya dia akan keluar air,” jelas Nathasya.

Advertisement

“Dia itu punya salah satu platform di sini untuk me-generate listrik melalui stack. Jadi hidrogen itu akan di-generate sehingga bisa menghasilkan listrik dan ujungnya dia akan keluar air,” jelas Nathasya.

Saat kendaraan dibawa pada kecepatan rendah misalnya 30 km/jam, maka energi yang didapatkan berasal dari baterainya.

“Jadi kalau awal-awal berkendara kecepatannya normal 50-60 km/jam, ada energi yang dialirkan ke baterai untuk mengisi ulang baterai, sementara mobil tetap bekerja menggunakan energi yang dihasilkan dari hidrogen,” kata dia.

Advertisement

Tak hanya tentang cara kerja kendaraan, Nathasya juga membahas mengenai perilaku berkendara khususnya mobil listrik.

Senada dengan disampaikan General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto dalam wawancara pada kesempatan yang sama, menekankan pengendara merencanakan perjalanan dengan lebih matang termasuk memprediksi jarak dan daya baterai.

“Mau ke mana, berapa km dan reduce berapa persen (baterainya). Jadi saat ini harus benar-benar terencana di mana bisa nge-charge, jangan sampai sudah 20 persen baru cari charger-an. Memang dianjurkan, mendekati 20 persen itu sudah mulai mencari (stasiun pengisian),” jelas dia.

Advertisement

Ini relatif berbeda dengan kendaraan konvensional berbahan bakar minyak yang sudah ditunjang dari ketersediaan tempat pengisian bahan bakar cukup memadai.

Di sisi lain, pengetahuan tentang baterai juga perlu dimiliki demi menghindari kekhawatiran semacam munculnya percikan api dari baterai.

“Baterai itu teknologi terus dikembangkan. Battery management system itu yang menjaga supaya yang dikhawatirkan semisal ada percikan api, tidak terjadi. Bagaimana konsumen mengetahui dan percaya, dibuktikan dengan pemakaian,” jelas Nathasya.

Advertisement

Selain FCEV, pengunjung di xEV juga bisa mendengarkan penjelasan presenter tentang tipe teknologi kendaraan lainnya seperti Hybrid Electric Vehicle (HCEV) termasuk simulasi cara kerja baterainya, bertanya kiat agar optimal mengemudikannya, hingga merasakan pengalaman berkendara mobil listrik Toyota.

Mereka juga mendapatkan informasi tentang pentingnya menuju era elektrifikasi dan carbon neutrality, contoh implementasi ekosistem hijau dalam kehidupan demi menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif