Solopos.com, JAKARTA-Pemerintah terus mendorong terciptanya ekosistem mobil listrik di Tanah Air. Sementara itu, kelebihan dan kekurangan mobil listrik pasti ada.
Sebagian masyarakat mulai menjadikan mobil listrik sebagai kendaraan pribadi mereka. Tapi sebagian lainnya masih ragu-ragu membeli mobil listrik dengan berbagai pertimbangan.
Hal itu wajar saja mengingat tren mobil listrik, khususnya di Indonesia memang baru saja dimulai. Infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian listriknya saja belum banyak dan belum merata seperti SPBU.
Sementara itu, membeli mobil merupakan keputusan besar yang tentunya membutuhkan pertimbangan lebih matang. Sehinngga kelebihan dan kekurangan mobil listrik juga harus diperhatikan.
Dalam artikel ini, Lifepal akan membahas kelebihan dan kekurangan penggunaan mobil listrik yang dapat menjadi pertimbangan saat hendak membelinya.
Kelemahan mobil listrik biasanya menyangkut performa dan infrastruktur pendukung. Di Indonesia, faktor kedua yang nampaknya masih cukup jauh dari ideal. Berikut beberapa kelemahan dari mobil listrik yang perlu kamu ketahui.
Tidak seperti stasiun pengisian bahan bakar minyak yang hampir sudah ada di setiap kecamatan di kota dan kabupaten di Indonesia, tempat pengisian baterai mobil listrik masih sangat sedikit.
Menurut informasi yang dikutip dari Indonesiabaik, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia hanya sebanyak 346 unit di 295 lokasi sampai dengan Agustus 2022.
Meskipun terus tumbuh signifikan, tetapi jumlahnya masih kalah jauh dibandingkan dengan SPBU yang sudah mencapai 6.729 di seluruh Indonesia.
Inilah kelemahan mobil listrik yang paling membuat orang enggan untuk beralih karena akan menyusahkan jika dibawa perjalanan jauh.
Cek daftar lokasi stasiun pengisian mobil listrik yang ada di Indonesia saat ini.
Kelemahan mobil listrik lainnya yang masih menjadi kendala terkait dengan harganya yang masih cukup mahal. Secara umum, harga mobil listrik memang lebih mahal ketimbang kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.
Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain mahalnya baterai mobil listrik, proses produksinya yang memerlukan teknologi tinggi, hingga peralatan elektroniknya yang mahal.
Harga mobil listrik termurah saat ini adalah Wuling Air ev yang dijual mulai dari Rp200 jutaan. Dengan budget sebesar itu, pembeli masih memiliki banyak opsi lebih menarik seperti mobil LCGC Toyota Raize dan Daihatsu Xenia.
Meski demikian, harga mobil listrik akan terjangkau seiring dengan masuknya produsen-produsen mobil listrik baru sehingga membuat harganya lebih kompetitif.
Tidak hanya susah untuk mencari SPKLU, waktu pengisian baterai mobil listrik juga masih cukup lama. Memang, kendala tersebut makin hari makin bisa diatasi dengan kehadiran teknologi supercharging yang bisa mengisi daya mobil listrik lebih cepat.
Sebagai gambaran, pengisian supercharging Tesla bisa mencapai 80% dalam waktu sekitar 30-40 menit. Jika menggunakan stop kontak biasa, lama pengecasan bisa mencapai 8-12 jam.
Jika digunakan untuk mobilitas sehari-hari seperti bepergian ke kantor atau tempat-tempat di dalam kota, hal ini tidak terlalu menjadi soal.
Pemilik kendaraan bisa mengisi daya baterai mobil listrik mereka pada malam hari sehingga ketika pagi, baterai mobil sudah penuh lagi.
Namun, hal ini tentunya cukup merepotkan jika kita bepergian jauh yang minim stasiun pengisian baterai mobil.
Kelemahan mobil listrik yang lain terkait dengan mahalnya baterai mobil listrik yang bisa mencapai 20 hingga 30% dari total harga mobil listrik.
Pada merek mobil listrik yang premium seperti Tesla, persentase harga baterai mobil bahkan bisa mencapai lebih dari 30% dari harga kendaraan.
Namun, harga baterai mobil listrik juga bervariasi, tergantung dari model, kapasitas pengisian dan teknologi baterai mobil itu sendiri.
Meskipun masih cukup banyak kelemahan mobil listrik seperti yang disebutkan di atas, mobil listrik memang menawarkan keunggulan yang membuat banyak orang juga akhirnya tertarik untuk beralih.
Di samping ramah lingkungan, mobil listrik rupanya juga menawarkan keunggulan yang tidak bisa didapatkan dari mobil konvensional. Berikut kelebihan mobil listrik.
Mobil listrik tidak mengeluarkan asap beracun seperti halnya mobil yang menggunakan bahan bakar konvensional sehingga membuatnya lebih ramah lingkungan.
Seperti yang kita tahu, bahan bakar fosil menghasilkan CO2 yang tidak haya berbahaya bagi bumi, namun juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dengan adanya mobil listrik, efek pemanasan global yang disebabkan karena meningkatnya CO2 di atmosfer bisa lebih ditekan.
Meski demikian, perlu upaya dari pemerintah juga untuk memastikan listrik yang digunakan tidak lagi berasal dari pembangkit listrik konvensional, namun sudah menggunakan energi terbarukan.
Perjalanan menggunakan mobil listrik bisa jadi adalah pengalaman yang sama sekali berbeda karena jauh lebih mulus, jauh dari kebisingan akibat mesin kendaraan.
Mobil listrik memang nyaris tidak mengeluarkan suara sama sekali karena tidak memiliki mesin bakar yang membuat mobil bergetar.
Dalam mobil listrik, tenaga yang diterima dari baterai digunakan untuk memutar motor listrik yang kemudian memutar roda.
Mobil listrik tidak memiliki komponen mekanis yang berbunyi atau bergetar sehingga pengemudi di dalam pun menjadi lebih nyaman.
Dari segi keamanan, mobil listrik memiliki struktur body yang lebih kuat untuk melindungi baterai mobil. Hal ini membuat mobil listrik bisa lebih tahan terhadap benturan.
Selain itu, mobil listrik juga sudah dilengkapi dengan Intelligent Transport System (ITS) yang merupakan sistem transportasi cerdas dan terkoneksi.
Beberapa kelebihan dari Intelligent Transport System ini antara lain teknologi pengenalan jalan dan sistem pengendalian suhu yang lebih baik.
Selain itu, sistem ini juga dapat memaksimalkan penggunaan energi sehingga bisa memperpanjang jarak tempuh.
Secara umum, perawatan mobil listrik itu lebih mudah dan tidak sesering mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil.
Beberapa alasan mengapa mobil listrik ini lebih mudah dirawat adalah sebagai berikut.
Mobil listrik tidak memiliki mesin bakar yang perlu dirawat secara rutin, misalnya dengan mengganti oli mobil seperti pada kendaraan konvensional. Sistem transmisi pada mobil listrik jauh lebih sederhana dan komponennya tidak sebanyak mobil konvensional. Baterai listrik mobil dapat diganti atau dicopot sehingga perawatannya lebih mudah dan efisien.
Dari segi biaya harian yang perlu dikeluarkan, mobil listrik juga unggul karena bisa lebih hemat. Sebagai perbandingan, harga satu kilowatt hour (kWh) listrik hanya sekitar Rp1.400-an, sedangkan harga satu liter bensin sekitar Rp7.000-Rp8.000.
Jika untuk menempuh jarak 10-12 km membutuhkan 1 liter bensin, maka dengan 1,3 kWh mobil listrik bisa menempuh jarak yang sama.
Sejumlah penelitian pun menunjukkan bahwa menggunakan mobil listrik lebih hemat karena tidak banyak komponen yang mesti dirawat atau diganti.
Selain itu, pemerintah juga gencar memberikan insentif keringanan pajak mobil listrik sehingga memiliki mobil listrik memiliki keistimewaan khususnya, setidaknya sampai beberapa tahun ke depan.
Misalnya, dalam hal pengenaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa pajak mobil listrik hanya akan dikenakan sebesar 10% dari tarif normal yang ada.
Insentif lain juga diberikan pemerintah dengan mematok tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM) pada mobil listrik sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 0%.