Otomotif
Minggu, 6 November 2022 - 14:08 WIB

Tips Merawat Mobil dengan Transmisi Automatik

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil transmisi automatik. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tren kendaraan dengan transmisi automatik (matik) kini memang sedang digandrungi banyak orang dibandingkan dengan transmisi manual, karena itu ketahui tips merawat mobil dengan tipe transmisi ini. Simak ulasannya di tips otomotif kali ini.

Para pemilik harus rajin-rajin untuk memberikan perawatan yang ekstra terhadap kendaraan jenis ini untuk mengurangi terjadinya kerusakan yang fatal, seperti terjadinya kebocoran pada oli transmisi matik. Jika adanya kebocoran, maka akan timbul tanda-tanda seperti ketika melakukan perpindahan tuas timbul suara kasar pada bagian transmisi.

Advertisement

“Misalnya tiba-tiba saat ingin memindahkan tuas dari P ke D tiba-tiba muncul suara dan getaran, atau bahkan saat tuas transmisi dipindah dari N ke D, atau N ke R.  Dengan begitu Anda harus waspada terutama jika timbulnya suara ini secara terus menerus,” kata Technical Specialist PT. Pertamina Lubricants (PTPL), Brahma Putra Mahayana, dikutip dari Antara pada Minggu (6/11/2022).

Baca Juga: Penyebab Mesin Mobil Bergetar saat Tidak Berjalan

Advertisement

Baca Juga: Penyebab Mesin Mobil Bergetar saat Tidak Berjalan

Salah satu tips merawat mobil transmisi automatik adalah jangan sepelekan kebocoran cairan transmisi. Hal ini mengingat oli transmisi pada mobil matik sangat vital karena mobil tak bisa bekerja dengan sempurna jika volumenya berkurang.

Volume oli transmisi harus pas agar bisa berfungsi dengan baik, jadi sedikit saja kebocoran transmisi pada mobil matik bisa menimbulkan masalah yang cukup serius.

Advertisement

Biasanya, ketika masalah ini terjadi mobil dalam keadaan dingin transmisi tidak berfungsi atau mobil tidak mau jalan. Sementara ketika mesin panas, mobil baru berjalan normal. Penyakit seperti ini sering terjadi pada tahapan lanjut.

“Bagi pengguna mobil matik, diharapkan selalu rutin melakukan pengecekan terhadap transmisi, terutama mengganti oli transmisi sesuai dengan anjuran pabrikan mobil. Jika sudah mulai ada tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya langsung membawa mobil ke bengkel agar cepat teratasi,” ujar dia.

Untuk meminimalkan hal tersebut, pemilik disarankan untuk melakukan perawatan berkala pada mobil transmisi automatic itu setiap setiap 20.000 km.

Advertisement

“Pada mobil matik, sistem transmisi juga bisa mengalami keausan, imbasnya akan ada partikel misalkan kotoran seperti debu halus yang merupakan produk keausan tersebut. Lama kelamaan debu ini akan bisa mengubah properties Pelumas seperti viskositas, warna, dan lainnya. Contohnya warna, apabila oli matik menjadi lebih gelap ada baiknya transmisi matik melakukan flushing atau pengurasan oli secara total,” jelas dia.

Baca Juga: Motor yang Mirip Vespa, Cocok untuk Bergaya Retro Nih!

Selain itu, penyebab rusaknya oli matik dikarenakan adanya penguapan yang berlebih pada pelumas itu sendiri yang menghasilkan zat yang kita kenal sebagai varnish.

Advertisement

Jika zat tersebut sudah banyak terkumpul di area tersebut akan dapat mengganggu kinerja dari sistem transmisi matik, terutama pada fitur perpindahan gigi otomatisnya.

Untuk itu dianjurkan pada pemilik mobil matik untuk melakukan penggantian oli sesuai rekomendasi pabrikan Penggantian pelumas ini dilakukan agar sistem transmisi tetap terlumasi dengan baik, karena pelumas juga memiliki masa pakai yang akan berkurang fungsinya seiring waktu pemakaian.

“Ketika melakukan penggantian oli transmisi, gunakanlah oli yang memang direkomendasikan oleh pabrikan mobil,” kata dia.

Tips berikut merawat mobil transmisi automatik adalah selain melihat dari kondisi oli matiknya juga bisa dengan melakukan perhitungan jarak yang ditempuh. Untuk mobil yang biasa digunakan di kota yang banyak dijumpai macet seperti Jakarta, Brahma menyarankan untuk melakukan flushing atau kuras oli matik di kelipatan 20.000 Km sampai 25.000 Km.

“Untuk flushing ini dibutuhkan oli matik yang lebih banyak, karena oli lama dikuras kemudian dimasukkan oli baru dan kemudian dikuras lagi. Sampai warna oli yang keluar kembali bening lagi, baru terakhir dimasukkan oli matik yang baru,” kata dia.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif