Sangat dianjurkan mengenal terlebih dulu karakter kendaraan sebelum digunakan untuk mudik. Tujuannya supaya perjalanan bersama keluarga lancar dan terhindar dari bahaya.
Salah satu yang harus mendapat perhatian lebih adalah mobil bermesin turbo. Pada prinsipnya, teknologi turbo bekerja dengan memanfaatkan panas gas buang. Tujuannya untuk menghemat bahan bakar sekaligus mendongkrak tenaga [power] mesin.
Tenaga mesin yang besar seringkali memantik pengemudi untuk mengoptimalisasikannya, baik sengaja atau tidak. Bila situasi ini yang terjadi, pengemudi mesti menyadari konsekuensinya, yakni penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros. Di samping itu, menurut Ketua Masyarakat Otomotif Solo (MOS), Ibnu R Sahoer, mobil bermesin turbo tambahan mandiri harus disesuaikan.
“Bila teknologi turbo berasal dari pabrik pasti kondisinya sudah seimbang. Tapi bila teknologi turbo adalah pasangan sendiri, pengemudi harus memastikan sistem pengereman sudah memadai,” urainya.
Komponen Tambahan
Lebih jauh lagi, Ibnu menerangkan perlunya komponen tambahan pada mobil bermesin turbo. Beberapa di antaranya common rail yang berfungsi memecah penggunaan bahan bakar sehingga lebih efisien. Selain itu pemilik mobil turbo mesti memasang intercooler, fan atau radiator. “Komponen ini sangat dianjurkan dipakai,” imbuhnya.
Ibnu melanjutkan, mesin berteknologi turbo tidak boleh langsung dimatikan seusai digunakan. Sebab oli yang merendam turbo fan bisa mengering dan menghambat saluran-saluran. Idealnya, pengemudi mobil turbo menunggu tiga hingga empat menit sebelum mematikan mesin. “Bila tidak mau repot bisa memasang turbo timer,” saran dia.
Terlepas dari kondisi mobil, pemudik tidak boleh mengabaikan kesiapan fisik dan mental. Sebab perjalanan pulang kampung akan memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Ditambah lagi situasi dan kondisi yang sulit ditebak. Ibnu menyarankan pemudik yang mengendarai mobil pribadi istirahat dulu bila sudah menempuh perjalanan tiga jam.Apalagi bila sudah merasa mengantuk atau capai. Jangan memaksakan diri melanjutkan perjalanan dalam kondisi fisik dan mental down. Termasuk bila sudah mendekati daerah tujuan.
“Saya amati kecelakaan sering terjadi di daerah yang sudah mendekati kota tujuan seperti Teras, Boyolali. Dalam situasi ini biasanya pengemudi teledor,” pungkasnya