Tips otomotif kali ini mengenai akibat sembarangan meningkatkan performa mesin.
Solopos.com, JAKARTA – Penambahan aksesori dan spare part pada sepeda motor memang dapat meningkatkan performa menjadi lebih kencang. Namun tahukah Anda tentang resikonya?
Meski sudah menambah aksesori dan onderdil tertentu yang diklaim dapat meningkatkan performa motor, peningkatan yang didapat sebenarnya masih terbilang tak seberapa jika dibandingkan dengan resikonya.
“Kalau modifikasi ringan, paling besar peningkatannya 5 tenaga kuda (hp),” kata Rachmad Eko Putro, salah satu pemilik bengkel modifikasi AHRS Jakarta seperti dilansri laman Liputan6, Kamis (30/4/2015).
Rachmad menjelaskan ada dua jenis modifikasi mesin, yakni setelan ringan untuk keperluan harian dan modifikasi total. Menurutnya, modifikasi ringan biasanya dilakukan dengan cara penggantian knalpot, CDI, dan karburator yang dibesarkan.
“Penggantian knalpot dapat menaikkan satu poin tenaga kuda, sedangkan penggantian CDI bisa menaikkan tenaga kuda dua poin,” katanya.
Meskipun demikian, modifikasi bisa juga membuat peningkatan tenaga melebihi lima tenaga kuda. Resikonya, rasa nyaman saat berkendara akan berkurang. “Kalau mau meningkatkan di atas lima tenaga kuda bisa saja, tapi motor jadi tidak nyaman, apalagi kalau untuk digunakan sehari-hari,” tambah Rachmad.
Resiko lain dari menaikkan tenaga secara paksa adalah konsumsi bahan bakar yang menjadi lebih boros.
“Peningkatan tenaga membuat bensin lebih boros, tidak sampai 10 persen, kurang lebih lima persen lebih boros. Tapi itu masih wajar,” ujarnya.