Otomotif
Senin, 25 September 2023 - 22:24 WIB

Honda Scoopy Jadi Sahabat Totok Jaga Kebersihan Sungai

Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Totok Sudaryanto mengendarai Honda Scoopy setelah melakukan bersih-bersih sungai di Desa Bendan, Kecamatan Bamyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/9/2023) (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SOLO – Air adalah sumber kehidupan. Kebersihan dan kelestarian air dan sungai ini harus tetap dijaga sampai kapan pun agar kehidupan terus berlangsung.

Tetapi banyak sungai yang masih tidak bisa dimanfaatkan untuk kehidupan, khususnya manusia. Adanya sampah yang menumpuk membuat air menjadi kotor. Warga pun akhirnya enggan datang dan menggunakan air sungai tersebut.

Advertisement

Sampah di sungai ini muncul karena adanya faktor alam seperti dedaunan dan ranting jatuh dari pepohonan yang berada di sekitar sungai. Sampah juga muncul karena aktivitas manusia yang tidak peduli kebersihan. Mereka membuang sampah ke sungai yang berakibat sungai menjadi kotor dan bahkan alirannya mampat.

Salah satunya sungai tersebut Kali Guyangan di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sungai yang punya mata air di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono ini dipenuhi sampah sehingga aliran tidak lancar, airnya kotor, dan di kanan-kirinya ditumbuhi semak belukar.

Advertisement

Salah satunya sungai tersebut Kali Guyangan di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sungai yang punya mata air di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono ini dipenuhi sampah sehingga aliran tidak lancar, airnya kotor, dan di kanan-kirinya ditumbuhi semak belukar.

Kondisi ini mengetuk hati salah satu warga setempat, Totok Sudaryanto untuk mengembalikan sungai sebagai sumber kehidupan. Memang niat ini tidak mudah untuk diwujudkan. Namun dengan semangat dan keikhlasan, ia bertekad memulainya.

Sejak beberapa tahun lalu ia, berinisiatif menggerakkan berbagai elemen masyarakat untuk melakukan kegiatan bersih-bersih sungai. “Saya sadar bahwa kegiatan seperti ini tidak bisa dilakukan sendiri. Harus melibatkan orang banyak. Oleh sebab itu saya ajak masyarakat, lembaga, sekolah, untuk bersama-sama membersihkan sungai. Alhamdulilah mereka juga ikut terpanggil dan bersemangat,” ujarnya saat ditemui di sela-sela bersih-bersih salah satu sungai di Desa Bendan, Senin (25/9/2023).

Advertisement

Alhasil, kini hulu Kali Guyangan sudah bersih dan pemandangan di sekitarnya juga lebih indah. Kondisi ini mengundang masyarakat dari tempat untuk datang dan menikmati suasana sungai yang asri.

Warga pun memanfaatkannya dengan membuka aneka usaha di sekitar sungai. Sedangkan sekolah-sekolah banyak yang memanfaatkan sungai sebagai sarana edukasi kepada anak didik mereka mengenai lingkungan.

Tetapi keberhasilan ini belum selesai. Sebab menjaga kebersihan dan kelestarian sungai harus dilakukan sepanjang waktu. “Kalau sungai dibiarkan ya pasti kotor. Dan sampai saat ini alhamdulilah saya masih istikamah menjaga Kali Guyangan. Hampir setiap hari saya cek sungai ini karena rumah saya juga tidak terlalu jauh. Kalau ada sampah ya saya angkat supaya aliran sungai tetap bersih dan lancar,” imbuh Totok.

Advertisement

Sementara itu, untuk menemani aktivitasnya mengecek dan membersihkan sungai, Totok menunggangi motor Honda Scoopy yang ia beli sejak 2019.

Fleksibel

Salah satu alasannya memilih motor skuter matic atau matik ini adalah fleksibilitasnya yang tinggi. Motor dengan kapasitas mesin 110 cc tersebut meskipun terlihat stylish juga tetap tangguh untuk mendukung aktivitasnya.

“Scoopy ini bisa jadi motor keluarga kalau belanja atau jalan-jalan, bisa juga saya pakai untuk ngecek-ngecek sungai. Soal tenaga, motor Honda sudah pasti kuat dan mampu melibas jalur naik turun,” kata Totok yang punya latarbelakang sebagai sukarelawan ini.

Advertisement

Dan manfaat lain yang Totok sukai dari Honda Scoopy dalam kegiatan menjaga lingkungan ini adalah keberadaan lantai yang datar dan luas. Selain untuk pijakan kaki, lantai Scoopy juga sering dimanfaatkan untuk membawa peralatan bersih-bersih seperti mesin pemotong rumput, chainsaw, dan lainnya.

“Yang jelas kalau pakai Scoopy ini saya bisa bawa mesin pemotong rumput atau chainsaw dengan mudah. Tidak perlu orang lain pegangin, bisa bawa sendiri. Tinggal ditaruh di lantai beres,” kata alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini.

Di sisi lain, untuk melakukan pemeliharaan kebersihan sungai di Kali Guyangan ini Totok juga melakukannya bersama 4 orang sukarelawan lainnya. “Sekarang yang masih istikamah rajin ke sungai tinggal lima orang. Biasanya kami janjian ketemu di sana untuk bersih-bersih. Semoga ke depan kami tetap istikamah dan jumlah orang yang mau rutin bersih-bersih bisa nambah,” tutupnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif